Pengikut

Kopi senja

https://sites.google.com/s/0B8yPP_iZ0COvYXM3SnA0SFQxZ1U/p/0B8yPP_iZ0COvOGtVSzlrNjFQTTg/edit

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 20 Oktober 2018

Gempa Palu, Naluri Kemanusiaan dan Aksi Para Penjarah


Gempa tektonik bermagnitudo 7,7 Skala Richter yang disusul tsunami 6-10 menit setelahnya, likuifaksi di kelurahan petobo palu serta kampung yang amblas sedalam 5 meter di perumnas kelurahan balaroa palu, benar benar menjadi magrib yang paling mencekam dalam sejarah gempa bumi.

Peristiwa yang terjadi pada jumat 28 September pukul 6 sore itu menjadi tragedi yang paling menakutkan. Putusnya aliran listrik dan jaringan telekomunikasi hanya beberapa detik setelah guncangan yg maha dasyat itu semakin melengkapi kisah pilu tersebut.

Bencana di jumat malam itu tiba tiba berubah menjadi ladang saling mangsa hanya beberapa jam setelah gempa--lewat aksi para penjarah gerai gerai mini market. Sekitar pukul 2 malam--seorĂ ng lelaki bertubuh kekar datang menawarkan makanan ringan yang katanya hasil jarahan orang orang tidak bertanggung jawab di sebuah gerai alfa midi di jalan yos sudarso.

Keesokan harinya, naluri kemanusiaan kita semakin pupus. Yang ada justru rasa beringas yang meraja. Maka tak heran jika semua obyek2 vital semacam SPBU, gudang bahan campuran distributor otomotif, beberapa gerai ATM hingga peti kemas berisi ikan siap ekspor  menjadi sasaran pelampiasan amarah kita.

Oh sungguh otak kita sedang sekarat adanya. Hati berontak usai dihamtam gempa maha dahsyat. Lalu menjadi brutal dan memangsa dengan membabi buta. Padahal sesungguhnya kita belumlah begitu lapar. Kita hanya lupa mengambil sedikit pelajaran dari teguran sang maha pencipta semesta.

Lagarutu 1 Oct 2018

Selasa, 20 Maret 2018

Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan


di tidurku
yang tak pernah lelap
hujan slalu saja malu
pada awan yang menutupi semesta

pada tiap rintiknya yang jatuh
rindu selalu menagih
pada kesetiaan
lalu anginpun datang menghapus

ditudurku yang tak pernah lelap
mimpi tak jua datang menyapa
dimalamku yang selalu terjaga
aku menyulam rindu menjadi tanah liat

lalu pagipun datang
kita hanya bisa diam terpaku
rindupun membeku
menjadi batu










Rabu, 16 Agustus 2017

Secangkir Kopi untuk Indonesia

Kutanya pada gemercik hujan
yang baru saja reda
tentang kisah sepotong sajak
yang tersapu angin
lalu menghilang perlahan

Ditiap lembarannya ada bait-bait sajak
yang belum sempat ku eja
tentang butir embun pagi di bulan agustus
juga tentang potret ina-ina penjual pisang
ditrotoar yang berdebu dalam balutan angin malam.
Sungguh, "saban malam pembeli dagangan disini tak seberapa",
katanya lirih.

Kutanya pada temaram lampu jalanan
yang tiba-tiba meredup
tentang kisah anak sekolah
yang semakin sulit menerima materi belajar
karena memang uang jajan yang tidak seberapa















Senin, 26 Juni 2017

Aku Ingin Membunuh Senja

Duhai senja yang temaram
Ijinkan aku menikammu
Hingga rona merah cahayamu memudar
Berlumur darah

Disini, aku tak ingin melihatmu lagi
Sebab lembayung yang kau ciptakan
Selalu menghadirkan gelap

Duhai senja yang temaram
Di rona merahmu aku menancapkan belati
Agar tak ada gelap setelahmu
Sebab aku merindukan embun pagi

p@lu_Juni 2017




Selasa, 13 Juni 2017

Menikmati Senja di Pelabuhan Tolitoli

..matahari yang beranjak pulang
tinggal jingga tersisa dijiwa
bintang-bintang menyimpan kenangan
kita diam tak bias bicara..
(bait lirik : Iwan Fals)


Yaa, Menikmati Senja di Pelabuhan Toli-toli, serasa sedang mendengarkan penggalan lagu dari penyanyi balada Iwan Fals. Jika kamu yang berencana ingin berkunjung ke Kota Toli-toli ibukota Kabupaten dari Toli-toli ini, belumlah lengkap rasanya jika tidak mampir ke pelabuhannya.

Disepanjang pesisir pelabuhan berderet rumah-rumah makan. Sambil menikmati kuliner khas kota cengkeh ini, ikan bakar penuh rica, kita disuguhi dengan panorama senja yang sangat menawan.

Dari balik pulau kecil ditengahnya matahari senja yang dengan perlahan beranjak ke peraduannya menghadirkan lembayung warna yang sangat berpariasi ditiap detiknya. Sungguh sensasi senja yang mendebarkan bagi kamu yang menyaksikannya.

Dengan perjalanan 12 jam menggunakan kendaraan roda empat dari Kota Palu ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, kamu sadah bias menikmati panorama senja dengan sunsetnya yang menawan. Dikota para raja ini kamu juga dengan mudah mendapatkan fasilitas akomodasi yang harganya terjangkau.


Selamat ber-traveller yaa..!!

Jumat, 09 Juni 2017

Nemu Senja di Dermaga Bunta

Senja selalu ada dimana-mana! Yaa, seperti sore kemarin, mengelilingi pantai Bunta Kabupaten Banggai, tak sengaja mampir di dermaga. Eh, ada sepotong senja. Lengkaplah rasanya sore ini.

Selasa, 30 Mei 2017

Bandung, Menembus Dinginnya Malam

...dan bandung bagiku bukan sekedar letak geografisnya semata. Tapi lebih dari itu, melibatkan perasaan ketika kesunyian bersamaku.*

Yaa, Bandung memang punya cerita tersendiri. Kita yang pernah menginjakkan kaki disini, pasti sepakat dengan kalimat sederhana ini. Suatu waktu, seseorang pernah berkata. "Bandung tidak untuk diceriterakan, tapi dirasakan." Entah maksudnya apa.

Hingga pada beberapa waktu kemudian, seseorang yang pernah berkata demikian, adalah benar adanya. Jika di malam hari getaran itu begitu terasa. Udaranya yang cukup dingin, mampu menembus sum-sum tulang. Bahkan beberapa orang mengatakan; udaranya yang cukup dingin jika dimalam hari mampu melumpuhkan ingatan kita. Tentunya tidaklah sepenuhnya benar.. hehe

Apapun kata orang, Bandung tetaplah Bandung dengan ciri khasnya sendiri. Ia bukan sekedar kota yang bersahaja oleh warganya yang penuh ramah, ia juga sekaligus menjadi kota bertabur 'cinta'.

*Braga April 2016